Dye
Penetrant (penetran cair) merupakan inspeksi pada cacat yang
menggunakan prinsip kapilaritas pada cairan. Prinsip kerjanya adalah dengan
menetrasi cacat terbuka pada permukaan benda. Uji Tak Rusak dengan menggunakan
cairan penetran dapat digunakan pada benda ferro dan non ferro, konduktor dan
non konduktor, magnetik dan non magnetik, serta semua bahan alloy dan plastik. Kelemahan
pengujian tak rusak dengan metode ini adalah pendeteksian cacat hanya bisa
dilakukan pada permukaan benda uji.
Prosedur umum yang
dilakukan pada pengujian ini antara lain :
a) Pembersihan
awal (pre cleaning)
Permukaan bahan uji harus dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran yang akan menghalangi masuknya cairan penetran masuk ke
dalam cacat. Permukaan harus bebas dari cat, kotoran, kerak, pernis, minyak, tambalan,
pelumas, oksida, lilin, karat, cairan pemesinan, dan sisa dari inspeksi
penetran sebelumnya.
Suatu prosedur pembersihan yang baik
akan menghilangkan semua kontaminan dari benda uji dan tidak meninggalkan
sisa-sisa yang dapat mengganggu proses inspeksi. Cara yang digunakan untuk pre cleaning antara lain:
- Deterjen
(detergent)
- Uap
penghilang lemak (vapor degreasing)
- Uap
pembersih (steam cleaning)
- Zat
pelarut pembersih (solvent cleaning)
- Pembersih
dengan ultrasonic (ultrasonic cleaning)
- Di
etsa (etching)
b) Penggunaan
cairan penetran
Setelah permukaan telah dibersihkan dengan seksama
dan dikeringkan, bahan penetran digunakan dengan cara penyemprotan, pengolesan,
atau pencelupan benda uji ke suatu bak berisi penetran.
Setelah penggunaan
penetran, maka dibutuhkan waktu beberapa saat agar cairan penetran benar-benar
meresap ke dalam cacat. Waktu yang dibutuhkan cairan penetran agar dapat
meresap ke dalam cacat disebut penetrant
time/penetrant dwell time. Waktu yang dibutuhkan biasanya berkisar antara
5-60 menit.
c) Menghilangkan
sisa penetran
Kelebihan sisa penetran yang ada di permukaan benda
uji, haruslah dihilangkan sampai sekecil mungkin. Pembersihan dilakukan dengan
cara yang berbeda tergantung pada jenis penetran yang digunakan.
Jenis-jenis penggunaan cairan penetran
dapat dikategorikan berdasar pada jenis pembersih yang digunakan, yaitu yang
dapat dibersihkan dengan pelarut dan yang dapat dibersihkan dengan air. Jenis pembersih
penetran diantaranya Water-washable, Solvent-removable,
Lipophilic post-emulsifiable, dan hydrophilic post-emulsifiable.
d) Pengeringan
Setelah proses menghilangkan cairan
penetran dilakukan, proses pengeringan harus dilakukan dengan udara panas yang
ditiup dengan blower dimana suhunya tidak boleh melebihi 225ยบ F.
e) Penggunaan
zat pengembang (developer)
Untuk menarik cairan penetran agar muncul ke
permukaan digunakan cairan pengembang. Jenis pengembang ada dua jenis yakni
bentuk cair dan jenis kering. Pengembang jenis cair terbuat dari bahan bubuk
yang dilarutkan pada air dan volatile
solvent. Zat pengembang harus berwarna putih agar dapat memberikan kontras
warna terhadap cairan penetran, dengan begitu cacat akan terlihat jelas.
Zat pengembang jenis kering umumnya digunakan untuk
cairan penetran jenis fluorescent sedangkan
pengembang cair digunakan pada cairan penetran kontras warna. Penggunaan cairan
pengembang diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
f) Interpretasi
cacat
Interpretasi cacat yang timbul harus dilakukan sesegera
mungkin setelah terlihat adanya indikasi pada zat pengembang. Untuk mendapatkan
hasil interpretasi yang baik pada pemeriksaan dengan metode penetran cair jenis
fluorescent harus dilakukan pda
ruangan yang gelap dengan bantuan lampu ultraviolet (black light).
Penjelasan lainnya bisa didapatkan disini, tapi ya
maaf karena tata bahasanya tidak beraturan karena hanya menggunakan google
translate hehe
1 komentar:
mengapa suhu yang berbeda pada penetrant cacatnya juga berbeda
Posting Komentar